Rabu, 02 Agustus 2017

Hakim-Hakim Amatir

Bagaimana mungkin dikiranya benci saat itu cinta dan dikiranya cinta saat itu benci...

Bagaimana mungkin dikiranya sedih saat itu bahagia dan dikiranya bahagia saat itu sedih...

Bagaimana mungkin...

Ini bukan lagi zaman "tak kenal maka tak sayang"
Kini zamannya mengenal tanpa saling kenal, sayang

Tak perlu lagi kenal benar
Karena isi kepala yang paling benar.

Aduhhhh...
Kasihan sekali para hakim
Lahannya diambil alih si maya
Tak perlu kuliah lagi untuk jadi hakim
Cukup menjelajahi dunia maya...

Senin, 11 April 2016

Padamu yang pernah dengan nyaman kupanggil "yank"...

Aku menyadarinya setelah kembali membumi. Kemarin kau mengajakku ke langit. Tinggi sekali, sampai aku hampir lupa diri.

Hari ini kita kembali ke bumi, ke tempat kita seharusnya. Kau sedikit memaksa, ada secuil rasa enggan di benakku. Aku masih ingin di sana entah sampai kapan, bersamamu, hanya bersamamu. Tapi itu tidaklah mungkin, bukan hanya kita berdua pemeran di kisah ini, ada banyak manusia lainnya yang juga harus kita pikirkan. Ada banyak perasaan yang harus sama-sama kita jaga. 

Kedewasaan kita mengiyakan keterpaksaan ini. Kita membiarkan rasa sakit ini hadir sebagai konsekuensi yang kita yakini hanya akan bertahan sementara. Kaupun merasakannya. Kau tahu aku tahu.

Kau bahkan sudah menemukan teman baru yang mungkin akan kau ajak pula ke langit, seperti dulu kau mengajakku. Atau mungkin ke tempat lain yang jauh lebih indah. Sementara aku masih disini menunggu dijemput, mungkin olehmu atau yang lainnya, entahlah, belum mampu kupikirkan dengan baik tentang itu. Tapi percayalah kini hatiku semakin lapang.

Aku cemburu awalnya, mengapa cepat sekali kau pergi dariku, tak jarang kumaki kau dalam kesedihan mendalam, kukutuk kau dalam tangis yang kadang tak mampu kubendung. Bahkan hingga hari ini, masih selalu menetes air mata ketika mengingatmu meski tak lagi sebanyak dahulu diawal kepergianmu. 

Ini hasil ajarmu, kau mengajarkanku bahwa cinta itu irrasional, aku mempercayainya, aku mendalaminya dan itu menyakitiku lebih dalam. Kemudian kukembalikan diriku, kugunakan rasionalitasku, kemudian keadaanku membaik. Aku mulai bisa tersenyum ketika melihat potretmu. Potret yg sebenarnya sudah ku delete dari galleryku (tapi terlebih dahuku kusave di driveku 😝)

Hatiku lebih damai ketika otakku mulai bisa berjalan normal. Tak sedikit yang kutitipkan padamu. Semoga tak kau sia siakan. Kuharap kau pun belajar dariku sebagaiman aku belajar darimu, meski terlalu sedikit sebenarnya yang bisa kau pelajari dariku. Aku memang payah untuk itu 😪

Satu kalimat yang ingin sekali kusampaikan padamu, mungkin nanti ketika hati kita sudah sama-sama siap bertemu dengan peran yang berbeda. Ingin kusampaikan, aku sungguh bangga pernah menjadi bagian dari cerita hidup seorang pria hebat sepertimu. Pria yang 1% memikirkan kebahagiaannya namun 99% memikirkan kebahagiaan orang yang dicintainya. Ahhh beruntung sekali perempuan itu... Tapi tak apalah, aku pernah mencicipi indahnya bersamamu saja sudah lebih dari cukup. Nanti akan kuajarkan pada lelakiku bagaimana kau melakukannya.

Tapi bukan aku namanya jika aku tak mengkritikmu. Kau mengetahui dengan pasti tentang itu. Caramu mencintai melenakan, melumpuhkan, bahkan bisa mematikan yang kau cintai. Rasa nyaman yang kau berikan terlalu berlebihan, kau kadang lupa bahwa kau tak lebih dari seorang manusia yang punya batas penglihatan, jangkauan, yang tak bisa selamanya berada di sisinya. Kau sangat terbatas untuk bisa menyempurnakannya. Bisa kukatakan ini, karena aku merasakannya. Aku merasakan lumpuh yang teramat, kehilangan arah yang begitu bengis ketika kau pergi. Tapi beruntungnya aku, masih bisa kukembalikan diriku... Beruntungnya aku, tak terlalu lama terlenakan, tak sampai habis kekuatanku.

Tak kupaksa kau terima kritikku, karena pasti kau akan menolaknya diawal namun pada akhirnya akan kau terima juga, seperti yang sering kau lakukan sewaktu bersamku. Aku mengenalmu sebaik itu.

Aku ingin berterima kasih padamu yang telah hadir memberiku banyak sekali pelajaran, terima kasih telah melepaskanku hingga bisa kukenali diriku lebih baik lagi. 

Percayalah, tempatmu sekarang mungkin tak seistimewa dulu, karena tempat itu harus kukosongkan sementara waktu, tapi telah kusiapkan tempat istimewa lainnya di bagian hatiku yang lain. Kenangan bersamamu akan abadi seabadi jiwa yang melekat di tubuhku...

Padamu yang pernah dengan nyaman kupanggil "yank", terima kasih telah membawaku kembali membumi... 🙏😊

Minggu, 10 April 2016

I'm in love with Dee Lestari's quote

Aku menghela napas. Kisah ini semakin berat membebani lidah. Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja.
Seseorang yang aku sanggup menikmati bayangnya dan tidak akan pernah bisa aku miliki.
Seseorang yang hadir bagai bintang jatuh. Sekelebat kemudian hilang. Sebelum tangan ini sanggup mengejar.
Seseorang yang hanya bisa aku kirimi isyarat, sehalus udara, langit, awan, atauhujan.

— Hanya Isyarat. Rectoverso.


❝Jadi, aku tidak tahu cinta itu terdiri dari berapa macam. Yang kutahu, cinta ini tersendat, dan hatiku seperti mau mati pengap. Kendati kusayang kamu lebih daripada siapapun yang ku tahu. Kendati bersamamu senyaman berselimut pada saat hujan. Aku aman. Namun, aku mengerontang kekeringan. Dan kini ku tersadar, aku butuh hujan itu. Lebih daripada apa pun.❝
— Rectoverso


Aku tidak ingin bersamamu cuma karena enggan sendiri. Kau tidak layak untuk itu. Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin, bukan ketakutannya akan sepi
— Rectoverso


❝ Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku, pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya.❝ 
— Dee, dalam Rectoverso



❝Dunia tidak lagi sama. Hidup ini menjadi asing. Aku sedih untuk sesuatu yang tak kutahu. Aku galau untuk sesuatu yang tak ada. Dan jari ini ingin menunjuk sesuatu yang bisa menjadi sebab, tapi tak kutemukan apa-apa. Pada saat yang sama, seluruh sel tubuhku berkata lain. Mereka tahu sesuatu yang tak dapat digapai pikiran. Apa rasanya, jika tubuhmu sendiri menyimpan rahasia darimu?❝

— Firasat. Rectoverso.


❝ I’d like to find the guy who invented the proverb ‘go with the flow’ and lead him to an ocean full of hungry sharks. And see how he would flow. I’d really like to know.
— Rectoverso - Dee Lestari


Aku memandangimu tanpa perlu menatap. Aku mendengarmu tanpa perlu alat. Aku menemuimu tanpa perlu hadir. Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa…’ Pesan ini akan tiba padamu, entah dengan cara apa.❝
—  Rectoverso. Dee Lestari


❝Menahun sudah aku tahu, hari ini akan tiba. Tapi bagaimana bisa pernah kujelaskan? Aku menyayangimu seperti kusayangi diri sendiri. Bagaimana bisa kita ingin berpisah dengan diri sendiri❝
— PelukRectoverso

….. Dengarkah kamu? Aku ada. Aku masih ada. Aku selalu ada. Rasakan aku, sebut namaku seperti mantra yang meruncing menuju satu titik untuk kemudian melebur, meluber, dan melebar. Rasakan perasaanku yang bergerak bersama alam untuk menyapamu.
— Ost Rectoverso. Dewi Lestari feat. Arina Mocca - Aku Ada


❝Seratus itu sempurna, satu kamu lebih sempurna❝
Rectoverso.


❝Sebotol mahal anggur putih ada di depan matamu, tapi kamu tak pernah tahu. kamu terus menanti segelas air putih❝\
Rectoverso.

There’s no one to blame. There is nothing to blame. There shouldn’t even be a need to question. He had his choices, and I had mine. We all have our freedom to decide. We all have our preference to experience. I’ve forgiven him for leaving, I’ve forgiven myself for staying, and I’ve forgiven life for creating this drama of birth and death.❝ 
Rectoverso


❝Seperti yang Tano katakan dalam omnibus Rectoverso yang berjudul "Hanya Isyarat", bahwa setiap di dunia ini adalah terhubung, tersambung. Dunia bukan merupakan satu bentukan garis lurus yang tidak berujung. Melainkan melingkar, berputar, saling bertautan satu sama lain, untuk itulah setiap hal yang terjadi daripadanya adalah beralasan. Tidak ada yang kebetulan. ❝
From the Rectoverso.

❝ Hati adalah air, aku lantas menyimpulkan. Baru mengalir jika menggulir dari tempat tinggi ke tempat lebih rendah. Ada gravitasi yang secara alamiah menggiringnya. Dan jika peristiwa jatuh hati diumpamakan air terjun, maka bersamamu aku sudah merasakan terjun, jumpalitan, lompat indah. Berkali-kali. Namun kanal hidup membawa aliran itu ke sebuah tempat datar, dan hatiku berhenti mengalir.
Rectoverso


❝…Aku teringat detik-detik yang kugenggam. Hangat senyumnya, napasnya, tubuhnya, dan hujan ini mengguyur semua hangat itu, menghanyutkannya bersama air sungai, bermuara entah ke mana. Hujan mendobrak paksa genggamanku dan merampas milikku yang paling berharga. Hujan bahkan membasuh air mata yang belum ada. Membuatku seolah-olah menangis. Aku tidak ingin menangis. Aku hanya ingin ia pulang. Cepat pulang. Jangan pergi lagi.❝
—dee, firasat, Rectoverso.

❝ To him, I might be a unique blend of lowbrow jokes and complicated quantum theories.
To him, I might be the perfect friend. But deep down, I’m just in love.
— Rectoverso

 
❝Kadang-kadang pilihan yang terbaik adalah menerima. Percayalah, kita akan baik-baik saja❝
Rectoverso


❝ Insan-insan kesepian ditengah orang-orang yang dicintainya. Dunia mereka tersekat oleh tembok besar yang tak pernah bisa mereka jebol. Begitu dekat, tetapi begitu terpisah : tak terucapkan.
— Rectoverso


❝Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang. Bukan baginya.
Malaikat Juga Tahu. Rectoverso, Dee

❝ Aku ingin membisikkan selamat tidur, jangan bermimpi untuk bersamaku, ia tak perlu mimpi.❝ 
— Dee (Rectoverso)


❝ Kita tak tahu dan tak tahu pasti hingga semuanya berlalu. Pada akhirnya cuma waktu

Senin, 21 Maret 2016

Sebaris Pesan saja sayang...

Malam ini gelap sayang. 
Kemarin, besok mungkin juga. 
Kamu melihatnya ?

Sebaris pesan saja sayang.
Aku sudah terlalu dahaga.
Tercekikpun kadang.

Kemana kamu sayang ?
Engkau melupakan separuhmu di sini, bersamaku.
Untukku ?
Ah, Bawa pergi sajalah.

Sebaris pesan saja sayang.
Pasti sejuk.
Tak apalah meski gersang kembali.

Kemana kamu sayang ?
Engkau menemukannya ? pijakan barumu. 
Aku ingin berbahagia. Sungguh.

Sebaris pesan saja sayang
Agar tak terlalu sobek lukaku.
Meski menganga luka baru tak apalah.

Kemana kamu sayang ?
Arahku hilang.
Terbawa bersamamu ?
Kembalikan. 
Atau kupaksa kembali. 

Ah, sayang, kamu pandai bermain main. 
Tertawa, menangis aku dibuatmu.

Kemana kamu sayang ?
Sebaris pesan saja,
Sebelum lelahku datang
Atau kususul kau, 
Pergi juga... 

Jumat, 30 Januari 2015

Resolusi 2015

Masih januari, meski udah tanggal 31, tapi masih boleh dong ngomongin resolusi. Aku nulis ini bukan buat maksud apa-apa, sekedar buat jadi pengingat aja, biar fokus hingga setahun kedepan.

Well, ngomongin resolusi 2015, aku pengen sebagian besar waktuku, uangku, cintaku, perhatiannku, kebahagiaanku adalah untukku sendiri. Aku pengen travelling, melakukan perjalanan ke kota-kota yang sudah aku cita-citain sejak lama. Mumpung masih single dan udah berpenghasilan sendiri, jadi rasanya akan lebih minimal ngerepotin orang lain. Anggap aja pengen cari Jati diri (#ciyegitu 😀). Padahal sebenarnya cuman pengen menuh-menuhin album HP baruku sekaligus instagram baruku. Hahahaha...
Tapi aku serius, aku pengen travelling, seengganya semua pulau-pulau besar di Indonesia berhasil keinjek tahun ini. Aamiin ya Rabb...

Yah seandainya masih punya pacar, tahun ini mungkin aku putusin, tapi sayangnya udah jomblo duluan. # eh... #salahfokus

Kembali ke topik awal, Nah sekarang kita rancang nih, destinasinya kemana aja, trus di share deh ntar, kali aja ada yang mau nawarin paket hemat, tumpangan gratis, tiket murah, guide berpengalaman+tjakep (ngarep 😁), atau sekedar ngasih doa juga ngga papalah. Heheheh...

Rencana destinasinya ini nih :
1. Makassar
2. Bandung
3. Bunaken/Manado
4. Bali
5. Wakatobi/Kendari
6. Jogjakarta
7. Balikpapan
8. Palembang/Pekanbaru
9. Lombok
10. Raja ampat/Sorong papua

Sementara sih itu rencananya, waktu akan menyesuaikan dengan kerjaan dan kondisi dompet 😁. Ngomongin waktu, destinasi itu akan mulai diwujudkan di Februari, berhubung januari kemarin masih sibuk nyelesaiin resolusi 2014 (nguras tabungan buat punya smartphone bayuuuuuuu)

Diluar travelling, definisi manjain diri sendiri rasanya terlalu dangkal kalo sekedar jalan-jalan to', yahhh... Harus ada investasi dan managemen keuangan yang baik. Ini buat manjain diri hingga bertahun-tahun kedepan. Aku pengen buat beberapa pos tabungan, biar duitnya bisa kehandle dengan baik. Pengen punya lebih banyk pos pemasukan. Pengen buat account investasi, untuk rencana2 hidup kedepan yang lebih besar lagi. Biar bisa travelling ke LN, berhaji, bisa punya rumah dan kendaran pribadi, bisa lanjut kuliah (insya Allah di LN), bisa lebih banyak bahagiain orang-orang terdekat, dan pengen banyak lagiiiiiiii... (Aamiin aamiin ya Allah)

Nah kan out of the focus jadinya 😆. Yang tadinya cuman ngomongin resolusi dan destinasi 2015, jadinya melebar kemana-mana. Tapi inilah isi kepalanya, ada gudang cita-cita yang begitu luas disana. Ini sih masih dikit, masih yang bersifat materi. Setauku setiap orang pasti punya gudang keinginannya sendiri, entah sebanyak aku atau tidak, entah seterbuka ini pengungkapannya atau tidak, tapi yang membedakan kita adalah keberanian, keberanian untuk memulai langkah pertama, konsistensi untuk tetap fokus pada pencapaiannya, dan keyakinan pada kemampuan diri sendiri dan pada sang Kuasa kehidupan. Aku punya itu semua sih, cuman kadang aku juga butuh diingatkan ketika khilaf dan putus asa dateng menyapa...

Mungkin setelah baca tulisan "ngga jelas" ini, beberapa orang akan mencibir entah d hadapanku secara langsung atau mungkin dibelakamgku atau sekedar di dalam hati mereka saja, dan mungkin mereka akan bekata "mimpi kamu", tapi akan kujawab "iyyah, aku memang sedang bermimpi, dan aku berhak untuk itu, dan ini akunku, aku berhak menulis apapun yang kumau"