Teruntuk bapakku tercinta di Surga....
Bapak. . .
jalan yang dulu engkau lalui kini mulai kutapaki, baru beberapa langkah.
Ternyata tak selalu mudah. Terkadang aku harus tertatih,
merangkak untuk kembali berdiri dan melangkah tegak.
Bahkan ada kalanya aku merasa sangat letih hingga ingin berhenti di sini saja.
Disaat seperti itulah aku butuh uluran tanganmu untuk mengangkatku kembali
dan menuntunku menyusuri jalan ini.
Bapak. . .
Mengapa engkau begitu percaya bahwa aku mampu berjalan sendiri,
hingga engkau meninggalkanku secepat ini.
Sungguh aku tak sekuat yang engkau pikirkan, aku tak sehebat yang engkau bayangkan.
Sungguh aku ingin engkau di sini.
Mengangkatku ketika aku jatuh, mengusap peluhku ketika aku lelah dan
menopangku ketika aku butuh bersandar.
Bapak. . .
Ketidak hadiranmu adalah ketidak sempurnaan bagiku, ketidak adilan buatku. . .
Aku pernah menangis, aku bahkan pernah marah pada-Nya, pada Sang Kuasa kehidupan
karena begitu cepat engkau direbut-Nya dari sisiku. Tapi amarahku kini mulai terjawab
oleh kedewasaanku. Bahwa betapa katidak hadiranmu telah berhasil membuatku tumbuh menjadi
seorang perempuan hebat, tegar dan mandiri.
Sungguh engkau begitu berarti, meski dalam ketiadaanmu,
engkau masih dan akan terus memberi makna dalam hidupku...
Bapak. . .
Seandainya engkau di sini. Aku ingin bercerita padamu tentang banyak hal.
Aku ingin bercerita tentang mereka yang terkadang membuatku menangis
dan mereka yang telah membuatku tersenyum bahagia.
Aku ingin engkau tau, kini aku sudah dewasa, badanku bertumbuh besar,
wajahku cantik namun tak berbeda denganmu.
Aku tak lagi sekecil dan sekumel dahulu ketika terakhir engkau melihatku.
Aku kini tengah bersiap untuk membuatmu bangga.
Bapak. . .
Engkau mungkin tak di sini lagi. Tap tak perlu khawatir, ku kan selalu
menjaga kepercayaanmu. dan kan kutuliskan semua cerita hidupku
dengan tinta Emas dan akan kutunjukkan padamu kelak ketika engkau
datang Menjemputku, ketika ku telah siap nanti. . .
*01 April 2000 - 01 April 2011*
#repost
Bapak. . .
jalan yang dulu engkau lalui kini mulai kutapaki, baru beberapa langkah.
Ternyata tak selalu mudah. Terkadang aku harus tertatih,
merangkak untuk kembali berdiri dan melangkah tegak.
Bahkan ada kalanya aku merasa sangat letih hingga ingin berhenti di sini saja.
Disaat seperti itulah aku butuh uluran tanganmu untuk mengangkatku kembali
dan menuntunku menyusuri jalan ini.
Bapak. . .
Mengapa engkau begitu percaya bahwa aku mampu berjalan sendiri,
hingga engkau meninggalkanku secepat ini.
Sungguh aku tak sekuat yang engkau pikirkan, aku tak sehebat yang engkau bayangkan.
Sungguh aku ingin engkau di sini.
Mengangkatku ketika aku jatuh, mengusap peluhku ketika aku lelah dan
menopangku ketika aku butuh bersandar.
Bapak. . .
Ketidak hadiranmu adalah ketidak sempurnaan bagiku, ketidak adilan buatku. . .
Aku pernah menangis, aku bahkan pernah marah pada-Nya, pada Sang Kuasa kehidupan
karena begitu cepat engkau direbut-Nya dari sisiku. Tapi amarahku kini mulai terjawab
oleh kedewasaanku. Bahwa betapa katidak hadiranmu telah berhasil membuatku tumbuh menjadi
seorang perempuan hebat, tegar dan mandiri.
Sungguh engkau begitu berarti, meski dalam ketiadaanmu,
engkau masih dan akan terus memberi makna dalam hidupku...
Bapak. . .
Seandainya engkau di sini. Aku ingin bercerita padamu tentang banyak hal.
Aku ingin bercerita tentang mereka yang terkadang membuatku menangis
dan mereka yang telah membuatku tersenyum bahagia.
Aku ingin engkau tau, kini aku sudah dewasa, badanku bertumbuh besar,
wajahku cantik namun tak berbeda denganmu.
Aku tak lagi sekecil dan sekumel dahulu ketika terakhir engkau melihatku.
Aku kini tengah bersiap untuk membuatmu bangga.
Bapak. . .
Engkau mungkin tak di sini lagi. Tap tak perlu khawatir, ku kan selalu
menjaga kepercayaanmu. dan kan kutuliskan semua cerita hidupku
dengan tinta Emas dan akan kutunjukkan padamu kelak ketika engkau
datang Menjemputku, ketika ku telah siap nanti. . .
*01 April 2000 - 01 April 2011*
#repost