Sabtu, 25 Januari 2014

Aku Terpilih karena Aku Bisa

Suatu pagi buta di Soekarno Hatta International Airport, 14 Januari 2014, mengantarkan dua rekan seperjuangan untuk pulang kembali ke Makassar. Setelah mereka terbang, kembalilah dengan kesendirian, duduk sendiri di ruang tunggu Damri, sambil ngemil sepotong roti mahal isi pisang coklat. Duduk seolah tenang dengan perasaan lumayan berkecamuk, lebih banyak takut, takut karena sendiri dan belum terlalu hafal jalan pulang ke Harmoni, Jakarta pusat. sambil meyakinkan diri, kemudian berpikir, mengapa tiba-tiba takut sendiri, padahal selama ini juga sendiri, sendiri sudah biasa, sangat biasa. Tentang sendiri dan sepi, kemudian pikiran seolah melayang jauh, flashback, mencoba memahami dan berusaha mengerti...

Sedari kecil ditinggal ayah, tumbuh menjadi mandiri. Diberi hati yang tidak mudah menyukai lawan jenis, tumbuh bersama kesendirian. Diberi kesempatan berbeda dari orang lain di sekitar, dibiarkan berjuang sendiri, mencari sendiri, dan melakukan segalanya sendiri, kemudian tumbuh menjadi tangguh...

Awalnya, ini rasanya sebuah kebanggan yang tak semua orang diberi kesempatan. ini suatu kehormatan, ketika seorang perempuan yang imagenya lemah, ternyata bisa melakukan segalanya sendiri. Rasanya seperti berhasil membangun tembok terkuat yang tak lekang dimakan waktu. Merasa hebat, merasa bangga, dan merasa terhormat...

Namun dibalik semua kesempurnaan dan kebanggaan yang terasa, di sana ada celah kecil, sangat kecil namun terkadang mampu menjadi dominan menguasai akal sehat dan memporak-porandakan perasaan.

Ia "sepi"... namanya SEPI, ia mampu membuat segala yang telah berada jauh menuju langit kembali terhempas ke bumi menjadi nol tanpa makna.

Ia "sepi"... menjadikan segala kebanggan dan kehormatan berbalik menjadi kehampaan yang begitu mencekam...

Ia "sepi"...seketika mampu menghadirkan sedih, ratap, dan rintihan seakan tak berkesudahan...

Keyakinan akan rasa adil oleh-Nya masih tertanam kuat, tak pudar sedikitpun. Ini hanya sisi lain, sisi lain yang diberi oleh-Nya agar berasa nikmat kebersamaan, agar berasa penting hadirnya sahabat, agar bermakna hadirnya pasangan jiwa. Ia alasan kehidupan lebih kuat, tak mudah goyah oleh cobaan seberat apapun. Ia motivasi agar selalu hadir kata 'syukur' di setiap langkah dan di setiap detik kehidupan. Ia sepi dan ia anugrah, anugrah berwajah lain...

"gambir... gambir..., yang mau ke gambir... ", Teriakan pramugara Damri, kemudian berhasil mengembalikan pikiran itu kembali membumi.

Sepi dan sendiri hanya hadir saat berusaha memikirkannya, tapi ia hilang saat keberanian hadir dan optimisme mendominasinya... Aku terpilih karena aku bisa, aku masih dan akan selalu yakin... :))


see you soon temang-temang... :')) #latepost

Tidak ada komentar: