Jumat, 30 Januari 2015

Resolusi 2015

Masih januari, meski udah tanggal 31, tapi masih boleh dong ngomongin resolusi. Aku nulis ini bukan buat maksud apa-apa, sekedar buat jadi pengingat aja, biar fokus hingga setahun kedepan.

Well, ngomongin resolusi 2015, aku pengen sebagian besar waktuku, uangku, cintaku, perhatiannku, kebahagiaanku adalah untukku sendiri. Aku pengen travelling, melakukan perjalanan ke kota-kota yang sudah aku cita-citain sejak lama. Mumpung masih single dan udah berpenghasilan sendiri, jadi rasanya akan lebih minimal ngerepotin orang lain. Anggap aja pengen cari Jati diri (#ciyegitu 😀). Padahal sebenarnya cuman pengen menuh-menuhin album HP baruku sekaligus instagram baruku. Hahahaha...
Tapi aku serius, aku pengen travelling, seengganya semua pulau-pulau besar di Indonesia berhasil keinjek tahun ini. Aamiin ya Rabb...

Yah seandainya masih punya pacar, tahun ini mungkin aku putusin, tapi sayangnya udah jomblo duluan. # eh... #salahfokus

Kembali ke topik awal, Nah sekarang kita rancang nih, destinasinya kemana aja, trus di share deh ntar, kali aja ada yang mau nawarin paket hemat, tumpangan gratis, tiket murah, guide berpengalaman+tjakep (ngarep 😁), atau sekedar ngasih doa juga ngga papalah. Heheheh...

Rencana destinasinya ini nih :
1. Makassar
2. Bandung
3. Bunaken/Manado
4. Bali
5. Wakatobi/Kendari
6. Jogjakarta
7. Balikpapan
8. Palembang/Pekanbaru
9. Lombok
10. Raja ampat/Sorong papua

Sementara sih itu rencananya, waktu akan menyesuaikan dengan kerjaan dan kondisi dompet 😁. Ngomongin waktu, destinasi itu akan mulai diwujudkan di Februari, berhubung januari kemarin masih sibuk nyelesaiin resolusi 2014 (nguras tabungan buat punya smartphone bayuuuuuuu)

Diluar travelling, definisi manjain diri sendiri rasanya terlalu dangkal kalo sekedar jalan-jalan to', yahhh... Harus ada investasi dan managemen keuangan yang baik. Ini buat manjain diri hingga bertahun-tahun kedepan. Aku pengen buat beberapa pos tabungan, biar duitnya bisa kehandle dengan baik. Pengen punya lebih banyk pos pemasukan. Pengen buat account investasi, untuk rencana2 hidup kedepan yang lebih besar lagi. Biar bisa travelling ke LN, berhaji, bisa punya rumah dan kendaran pribadi, bisa lanjut kuliah (insya Allah di LN), bisa lebih banyak bahagiain orang-orang terdekat, dan pengen banyak lagiiiiiiii... (Aamiin aamiin ya Allah)

Nah kan out of the focus jadinya 😆. Yang tadinya cuman ngomongin resolusi dan destinasi 2015, jadinya melebar kemana-mana. Tapi inilah isi kepalanya, ada gudang cita-cita yang begitu luas disana. Ini sih masih dikit, masih yang bersifat materi. Setauku setiap orang pasti punya gudang keinginannya sendiri, entah sebanyak aku atau tidak, entah seterbuka ini pengungkapannya atau tidak, tapi yang membedakan kita adalah keberanian, keberanian untuk memulai langkah pertama, konsistensi untuk tetap fokus pada pencapaiannya, dan keyakinan pada kemampuan diri sendiri dan pada sang Kuasa kehidupan. Aku punya itu semua sih, cuman kadang aku juga butuh diingatkan ketika khilaf dan putus asa dateng menyapa...

Mungkin setelah baca tulisan "ngga jelas" ini, beberapa orang akan mencibir entah d hadapanku secara langsung atau mungkin dibelakamgku atau sekedar di dalam hati mereka saja, dan mungkin mereka akan bekata "mimpi kamu", tapi akan kujawab "iyyah, aku memang sedang bermimpi, dan aku berhak untuk itu, dan ini akunku, aku berhak menulis apapun yang kumau"



Sabtu, 24 Januari 2015

Ada Apa dengan Lelaki "Berseragam" ?

          "Mengapa harus yang berseragam lagi sih, jangan-jangan kamu memang sukanya laki-laki berseragam yah ???" Ia melontarkannya sembari bercanda. Sebut saja namanya Johny, seorang teman kantor. "Ahhh... Kebetulan saja itu". Kutanggapi serenyah itu pertanyaannya.

          Setiba di kosan, terpikir kembali obrolan kami. Tergelitik rasanya dgn kata lelaki "berseragam". Ada apa sih dgn lelaki berseragam ? Apa bedanya dgn yang tak berseragam ?

          Ohh iyya, lelaki "berseragam" disini maksudnya lelaki yang seragam kantornya punya banyak atribut, ada pangkat, dan pekerjaannya identik dengan melindungi masyarakat. Jika coba dikaitkan antara jenis pekerjaan mreka dengan psikologi perempuan, mungkin kata Jhony benar. Secara yah, dibanding mereka yang tidak berseragam demikian, si lelaki "berseragam" ini akan terlihat lebih powerfull, lebih bisa menghadirkan rasa aman bagi perempuannya (ini pendapat pribadi lohhh). Dan jika dikaitkan dengan psikologi perempuan yang notabene ingin dilindungi, sangat wajar rasanya jika fenomena perempuan banyak kepincut oleh lelaki "berseragam" itu terjadi. Dampak buruknya, beberapa diantara mereka kemudian menikmati perannya yang pada akhirnya menjadikan mereka lebih banyak terlibat dalam kasus perselingkuhan (teori ini lahir dari prasaan dan pengalaman pribadi 😄)

          Tapi dibalik seragam apapun itu, disana hanya ada lelaki biasa. Tidak adil rasanya menjustifikasi mereka hanya dari luarnya saja. Pada dasarnya semua lelaki punya naluri untuk melindungi perempuannya secara maksimal, apapun jenis pakerjaan dan jenis seragamnya..

          Sebagai perempuan dewasa, sudah seharusnya jauh lebih bijak menilai seorang lelaki secara menyeluruh, ngga sekedar dri jenis seragam yang dikenakannya. Mencari dan menemukannya menggunakan mata hati, tak lagi sekedar menggunakan kedua bola mata. Dan kamu salah Jhony, fenomena yang kamu amati benar-benar hanya kebetulan semata. 😉😉😉

Inilah salah satu alasan istilah lelaki "berseragam" itu muncul. Padahal ini hanya sebuah moment pelantikan sang adik sepupu... 😄😉